Belajar Dari Kehilangan
Kehilangan, setiap orang pasti pernah merasakannya. Hilang sesuatu yang dianggap berharga dalam hidup bisa membuat hati merasakan kesedihan. - Arti Kehilangan
Bolehkah kita merasa kehilangan? Sebenarnya wajar dan manusiawi saja ya rasa kehilangan itu ada, karena rasa itu memang muncul dengan sendirinya di hati. Walau semua hal yang ada dalam hidup ini memang hanya titipan dari Allah. Namun, ketika sesuatu atau orang yang pernah ada dalam hidup dan telah mengisi hati kita tiba-tiba pergi, lenyap dan tiada lagi, maka hati akan merasakan kesedihan.
Sedih lalu menangis juga kan memang enggak apa-apa ya. Seperti bahasan di artikel ilmair sebelumnya ya, bahwa Allah yang membuat kita merasakan kesedihan, maka tak apa jika rasa itu ada.
Rasulullah salallahu alaihi wassalam pun menangis ketika mengalami beberapa kehilangan dalam hidupnya, salah satunya adalah saat putranya, Ibrahim, meninggal dunia di usianya yang ke 16 atau 17 bulan. Beliau mengatakan, “Sungguh mata menangis dan hati bersedih, akan tetapi tidak kita ucapkan kecuali yang diridhoi oleh Allah, dan sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim” (HR Al-Bukhari no 1303)
Jadi yang salah dan enggak boleh itu kalau kita merasa marah sama keadaan atau sedih berlebihan dalam menghadapi kehilangan ya.
Di dalam hidup ini, ada beragam hal yang bisa membuat kita merasa kehilangan ketika sudah tiada. Baik itu harta benda, jabatan, orang terdekat yang berarti dan disayangi. Bahkan waktu, kesempatan, kepercayaan, kesehatan dan harapan juga bisa membuat kita menyesal dan bersedih ketika sudah berlalu dan hilang.
Tingkat rasa kehilangan pun akan berbeda-beda pada setiap orang. Tergantung bagaimana masing-masing orang menganggap hal yang hilang itu berharga dan seberapa erat juga mereka mengenggamnya dalam hati (mencintainya).
Uhuks, hayooo adakah sahabat yang pernah merasa sedih dan patah ketika kehilangan seseorang yang dicinta?
Humm ... kalau saya sendiri, pastinya pernah ya merasa kehilangan beberapa hal di dalam hidup. Dan salah satu kehilangan yang pernah membuat saya merasa begitu sedih adalah saat saya kehilangan cinta pertama saya, uhuks.
Eh, itu bukan cinta-cintaannya dua insan yang sedang dimabuk asmara terus akhirnya kandas ya. Namun, saat Papa saya (rahimahullah) meninggal dunia. Cinta pertama seorang perempuan itu kan memang ayahnya ya. Benar-benar terasa memang kalau separuh jiwa ini hilang saat itu.
Kehilangan memang bisa membuat kita merasa sedih, tapi ada juga hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil. Berikuti ilmair share ya...
Belajar Dari Kehilangan
Ya, dari sebuah rasa kehilangan, kita sebenarnya bisa belajar dan menyadari beberapa hal ya, diantanya adalah:
1. Kehilangan Mengajarkan Bahwa Semua Hanya Titipan
Kehilangan bisa mengajarkan kita bahwa semua yang didapatkan di dunia ini nyatanya memang bukanlah milik kita, tapi hanya titipan saja dari Allah Ta'ala.
Semua titipan itu memang memiliki waktu untuk ada dalam dekat, berada di genggaman, memberikan manfaat untuk kita, bahkan bisa membuat kita bahagia. Namun, semuanya terbatas dan hanya sementara, karena kemudian akan diminta kembali oleh pemiliknya saat masanya telah selesai.
Hal ini pun membuat kita sadar, untuk tak berlebihan menggenggam apa pun di dunia ini. Apalagi sampai menaruhnya ke dalam hati. Harus sewajarnya dan secukupnya saja. Jadi ketika akhirnya ditarik kembali dari hidup dan membuat kita kehilangan, rasanya pun jadi sewajarnya saja. Sedih sebentar dan enggak berlebihan. Enggak sampai membuat kita enggak terima dan marah sama keadaan, apalagi sama Allah yang memang pemiliknya.
2. Kehilangan Menyadarkan Untuk Menghargai dan Bersyukur
Kehilangan juga nyatanya bisa membuat kita tersadar, bahwa sesuatu atau seseorang yang akhirnya pergi, lenyap dan tiada lagi itu ternyata mempunyai tempat spesial di hati kita, alias berharga.
Ya, terkadang dalam hidup ini, mungkin pernah ya ada sesuatu atau orang yang kita enggak pedulikan. Lalu saat tahu-tahu hilang, baru terasa deh kalau sebenarnya hal itu begitu berarti. Hingga hati kita merasa kosong, karena tiada lagi hal yang sebelumnya terisi di sana.
Jadi kehilangan juga sebenarnya bisa membuat kita belajar untuk bisa lebih menghargai apa-apa yang dititipkan Allah pada kita ya. Kehilangan membuat kita ingat untuk selalu bersyukur dengan yang masih ada dalam dekat, memperlakukan dan mempergunakan dengan baik dan enggak menyia-nyiakannya.
Di sini, kehilangan juga mengingatkan kita pada 5 perkara sebelum 5 perkara ya, yaitu sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati. Kita harus bisa menjaga kesehatan, usia, harta, keadaan lapang dan hidup dengan baik.
Selain itu, kebersamaan dengan orang-orang terdekat yang kita sayangi dan masih ada juga sudah seharusnya kita manfaatkan sebaiknya.
Jaga juga amanah hidup lainnya yang Allah titipkan, termasuk hati dan iman kita. Semua boleh hilang, tapi iman kita pada Allah jangan ya.
Semua hal itu akhirnya berkaitan juga dengan waktu yang memang ternyata begitu berharga ya sahabat. Detik-detik bisa berjalan saja berlalu dan enggak bisa diputar kembali. Seharusnya bisa kita perhatikan dengan baik selagi masih ada.
Jangan sampai kita menyesal karena telah kehilangan waktu, termasuk dalam berlama-lama membaca surat cinta-Nya, beramal kebaikkan dan beribadah dengan baik.
Jangan biarkan detik-detik berlalu dan banyak terbuang tanpa nilai, hingga menjadi sia-sia. Jangan sampai kita mendapati kerugian, seperti firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Asr, yang artinya:
"Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Mari kita isi hidup ini dengan semua hal yang Allah mau, jangan disia-siakan. Syukurilah semuanya dengan menjaganya.
3. Kehilangan Mengajarkan Merelakan, Sabar dan Ikhlas.
Kehilangan juga termasuk ke dalam ujian kehidupan ya bagi kita. Hingga saat itu terjadi, akan dinilai juga bagaimana respon kita terhadap keadaan hilang itu. Dengan ujian kehilangan itu pula, kita diajarkan untuk bisa merelakan, melepaskan apa yang memang bukan milik kita.
Sekuat apapun kita menggenggam dan menahan sesuatu yang memang telah ditakdirkan untuk terlepas dan menjauh dari kita, ya, harus kita terima juga pada akhirnya dengan hati lapang.
Walau kemudian ada rasa penyesalan, kesedihan, atau bahkan mungkin rasa sakit yang kita rasakan. Namun, kita akan didorong untuk sabar dalam menghadapi rasa yang enggak menyenangkan itu. Sabar untuk menangisi kehilangan sewajarnya saja. Sabar untuk enggak marah sama takdir dan ketetapan-Nya. Hingga kita pun bisa ikhlas merelakan apapun yang memang seharusnya hilang dari hidup kita.
4. Kehilangan Mengajarkan Berfikir Positif Pada Semua Ketetapan-Nya
Kehilangan yang harus kita hadapi dalam hidup itu memang sebuah takdir dan ketetapan-Nya ya. Enggak bisa kita paksa untuk tetap ada sesuatu yang memang sudah waktunya untuk tiada di dekat dan genggaman kita.
Kehilangan juga bisa termasuk ke dalam musibah dalam hidup ya. Terjadinya merupakan akibat dari perbuatan diri sendiri. Sesuai firman Allah Ta'ala,
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Asy Syura : 30)
Dengan adanya musibah kehilangan itu, bisa jadi diri lagi disadarkan akan kesalahan dan dosa. Orang yang zalim yang kehilangan berarti sedang dihukum karena perbuatannya. Sedangkan orang beriman yang kehilangan, mereka sedang diuji, agar derajatnya semakin meningkat di sisi Allah - akibat dari keimanan mereka itu sendiri. - Semakin tinggi iman seseorang maka semakin besar juga kan ya ujian yang akan diterimanya? Itu semua juga karena Allah sayang ya pastinya.
Kita boleh merasa sedih karena kehilangan, tapi harus bisa tetap berpikir positif pada apa-apa yang telah ditetapkan-Nya. Enggak mungkin Allah menzalimi hamba-Nya dengan mengambil apa yang ada di dalam hidup. Semua ketetapan-Nya pasti terbaik dan adil untuk semua.
Ketika kehilangan sesuatu dalam hidup, kita harus meyakini dengan iman, bahwa pasti ada makna kasih sayang-Nya dan hikmah dibalik itu semua. Allah bahkan bisa menggantikan yang lebih baik atas apa yang telah diambil-Nya dari hidup kita. Semuanya pasti tepat dan enggak akan salah.
Nah, itu dia 4 hal yang bisa ilmair simpulkan untuk belajar dari kehilangan ini.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi ya. Kalau menurut sahabat, apa lagikah selain itu? Boleh di share ya di kolom komentar, atau sharing pengalaman sahabat tentang rasa kehilangan yang mendalam juga boleh :)
Iya bener belajar dari kehilangan, yg paling jlep banget pas kehilangan salah satu ortu :(
BalasHapusDalam hidup ada pertemuan ada perpisahan. Namun yang paling "jleb" di hati itu ketika kita kehilangan sesuatu yang kita sayangi. Misal nikmat dunia, atau hal lainnya. Walaupun hanya sepele.
BalasHapusBelajar mengatasi kehilangan adalah salah satu fase pendewasaan. Adakalanya usia tidak menjadi patokan.
BalasHapusKetika kita kehilangan biasanya ada yang memberi doa agar kembali dalam bentuk lain. Bisa sedikit melegakan namun Kak Ilmair benar, 4 hikmah di atas adalah yang utama. Karena kehilangan sering menjadi pengingat dan pengeling.
Wah, ngena banget nih artikelnya. Yup, kadang kita lupa kalau semua itu hanya titipan.
BalasHapusSaat kehilangan sesuatu, sering frustasi atau sedih banget.
Padahal, itu mungkin teguran dari Allah. Makasih atas artikelnya....
Semua orang pernah kehilangan. Kita pun belajar lebih banyak bersyukur dengan apa yang kita punya. Semua yang ada pada kita, bahkan nyawa kita pun hanya titipan. Emang yang paling sulit itu adalah ilmu ikhlas ya.
BalasHapuskehilangan itu bukan suatu hal yang mudah buat dihadapin, kehilangan apapun pasti akan meninggalkan bekas di hati gitu. menyentuh bgt artielnya
BalasHapusYang namanya kehilangan memang enggak pernah mudah. Terkadang yang sulit adalah penerimaan akan kehilangan itu
BalasHapusTak ada yang abadi kecuali amal, maka berbuat baik dan ingat Illahi Rabbi
BalasHapus