LGBT dan HAM

Akhir-akhir ini sedang maraknya orang-orang di berbagai negara membicarakan bahkan memperdebatkan tentang LGBT. Terjadi pula pro dan kontra tentang masalah LGBT ini, pun termasuk di bumi pertiwi kita tercinta ini. Ilmair kali ini ingin membahasnya juga, bukan dari sisi seoarang profesional dibidang ini (psikolog atau ahli HAM) tentunya, hanya dari fikiran seorang manusia biasa yang juga tentu punya hak untuk mengeluarkan pendapatnya (^_^).


Masalah pro dan kontra LGBT ini selalu saja dikaitkan dengan HAM atau Hak Asasi Manusia. Tentu semua orang juga tahu apa itu HAM (Hak Asasi Manusia), dimana secara umum hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir sampai mati sebagai anugerah dari Tuhan YME (Allah SWT). Yaa semua orang memang mempunyai hak untuk menjalani kehidupan dan apa yang dikehendakinya, tapi (patut digaris bawahi) selama semua itu tidak melanggar norma dan tata nilai dalam masyarakat. Nah dari pengertian itu saja jelas sekali tertera bahwa hak asasi manusia itu dibatasi oleh norma dan tata nilai dalam masyarakat. Humm saya jadi bertanya-tanya pada yang pro dengan LGBT, HAM seperti apa ya yang dibela? Dan tata nilai yang seperti apa yang ingin pula dibentuk pada akhirnya? Karena memang pada dasarnya tata nilai dalam masyarakat itu dibuat oleh masyarakat itu sendiri, kalau orang-orang yang pro terhadap LGBT itu mampu mempengaruhi masyarakat untuk pro juga terhadap LGBT, pada akhirnya tata nilai dalam masyarakat itu akan berubah menjadi seperti apa yang diinginkan oleh mereka yang pro dengan LGBT itu. Padahal tata nilai dalam masyarakat itu seharusnya juga punya titik acuan, dalam hal ini seharusnya titik acuan itu adalah agama dan aturan Tuhan yang sudah pasti untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi kehidupan ini. Hummm.. akan jadi apa dunia ini jika semua orang menjadi LGBT? Akan terputus keturunan dari anak cucu adam di dunia ini, dan tidak akan ada generasi lagi yang terlahir dimuka bumi ini.

Kalau berbicara tentang HAM, ya setiap orang memang punya hak untuk menjalani kehidupan ini dengan segala pilihannya, karena memang manusia diberikan pilihan atau kebebasan dalam memilih apa yang terbaik bagi hidupnya, tapi tentu saja kebebasan itu ada batasnya.. setuju? Dan batasan dari semua kebebasan itu adalah  agama dan aturan Tuhan, selain itu juga ada Hak Asasi dari manusia lainnya yang juga harus diperhatikan. Tentu agama manapun tak ada yang menyetujui adanya perilaku menyimpang kaum LGBT. Justru HAM dari kaum LGBT seharusnya adalah mendapatkan dakwah, bimbingan bahkan pengobatan agar kembali pada fitrahnya, karena literatur manapun menyebutkan bahwa LGBT ini adalah sebuah penyakit, lebih tepatnya penyakit kejiwaan. Dan tentu saja penyakit kejiwaan ini harus diobati, tidak bisa dibiarkan berkembang hingga mempengaruhi kehidupan manusia ke arah negatif lebih luas lagi.

HAM (Hak Asasi Manusia) tidak bisa dijadikan alasan apapun untuk membuat sesuatu yang salah itu menjadi dianggap benar. Sebuah dorongan dalam diri seseorang untuk menjadi pribadi yang salah (bahkan sampai berprilaku salah) dalam kaca mata agama dan kebaikan hidup (norma-norma) seharusnya dihentikan bukan didukung, bukan dibenarkan atau lebih tepatnya dicari-cari pembenaran demi alasan kebebasan dan HAM. Karena pada hakekatnya siapa sih yang memberi manusia itu hak asasi? Tuhan (Allah SWT) bukan? Maka aturan dari Allah SWT itu jugalah yang akan menjadi pembatas dan seharusnya diikuti. Karena tentu saja Allah SWT memberikan kehidupan ini kepada manusia bukan untuk sebebas-bebasnya ketika manusia itu diberikan pilihan, tapi tentu saja dibatasi oleh aturan dariNya, yang tujuannya juga untuk kebaikan hidup manusia itu sendiri.

Dan hak mendapat perlakuan yang baik juga tentu menjadi hak dari semua orang, termasuk kaum LGBT, ya dakwah saja dalam islam harus dengan cara yang baik, karena islam itu lemah lembut, karena Allah itu Maha Lembut pada hambaNya. Jadi perlakuan yang baik disini juga harus digaris bawahi, bukan disetujui atau didukung perilaku LGBTnya tapi diayomi, dibimbing, didakwahi atau bahkan diobati dengan baik...

Diskriminasi di dunia ini sudah begitu meluas, dimanapun ada, terutama pada kaum minoritas. Jadi jangan hanya mengatakan anti diskriminasi pada kaum LGBT, atau bersuara lantang hanya untuk membela HAM kaum LGBT, coba lihat dunia lebih luas lagi.. Dimana suara para pembela HAM itu untuk kebaikan hidup, hak generasi penerus bangsa ini mendapatkan kehidupan yang baik sesuai dengan tuntunan dan ajaran agama yang lurus? Atau dimana suara pembela HAM itu untuk kaum muslim yang terzalimi di negara2 yang muslimnya minoritas, dimana disana dilarang menutup auratnya, dilarang mengenakan kerudung, dicap sebagai teroris, atau bahkan sampai digempur dengan berbagai bentuk kebencian..

Ya Allah, jauhkanlah kami semua dari semua hal yang buruk.. Jadikanlah kami dan anak, cucu serta keturunan kami, menjadi hambaMu yang menjalani hidup ini selalu karena dan untukMu, mencari RidhoMu serta mendapatkan RidhoMu.. Aamiin.

Tulisan ini mengalir saja dari benak saya ketika menulisnya..

Semoga tulisan ini bisa memberi inspirasi positif bagi setiap orang bagi kehidupan yang lebih luas.. Aamiin.. Share ilmu, inspirasimu di blog ilmair..
Previous article
Next article

4 Komentar

  1. Senang membaca belbagai ilmu dari Mbak Zaira. Menyikapi LGBT saat ini memang benar bermacam-macam. Baca di media surat kabar di Jogjakarta kemarin Pro LGBT memperjuangkan dengan mengatasnamakan Demokrasi. Naudzubillah..

    BalasHapus
  2. Berbicara dan berpendapat serta bersaran itu gampang. Tapi kalau kita mengalaminya sendiri, kita akan tahu rasanya seperti apa diperlakukan diskriminatif, dimaki, dicaci, dihujat, dilaknat, didosa dosain dan keburukan lain yg dituduhkan.

    Tak seorangpun ingin dilahirkan sbg LGBT, karena menjadi LGBT adalah beban berat sepanjang hidup. tapi kalau sudah terlahir sbg LGBT mau gimana lagi. ya diterima saja dengan penuh syukur melalui pebuatan yg baik yg bermanfaat bagi kehidupan.

    Kalau kita protes terhadap diskriminasi di Eropa, kenapa kita mendiskriminasi org lain (LGBT). Jangan hanya terasa sakit kalau dicubit org lain, tapi tidak merasa kalau telah mencubit org lain. Cobalah utk empati, betapa berat menjadi LGBT, atau kita baru bisa merasakan bila sudah mengalaminya sendiri, misal punya anak, saudara atau keturunan LGBT. Hanya org org tertentu yg hebat, yg memiliki rasa empati tanpa harus mengalaminya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih komentarnya bro susanto, pada tulisan saya diatas saya tidak menyebutkan mari mendiskriminasikan LGBT mas bro, tapi justru saya bilang bahwa LGBT pun berhak di perlakukan baik (baca tulisan saya pada paragraf ke 5). Jadi kita tetap harus bersikap baik terhadap kaum LGBT, tapi juga bukan mendukungnya, tapi mengayomi, membantunya agar kembali pada fitrahnya mas bro..

      Dan saya protes terhadap diskriminasi Eropa, jelas saya disini tidak mendiskriminasi LGBT, saya tidak mencubit, tolong dibaca kembali dengan teliti tulisan saya diatas.

      Empati pada semua orang harus itu mas bro, tapi bukan berarti kita mendukung setiap hal bukan? apalagi maaf kalau itu sudah keluar dari kaidah agama, ketentuan Allah, keridhoan Allah..

      Semua orang dalam hidup ini diuji mas bro, termasuk kaum LGBT yang dengan berbagai sebab dia menjadi LGBT, tapi keadaannya itu ujian masalah baginya pribadi dan orang disekitarnya, ujian masalah itu harus dilewatinya, dicari solusinya mas bro, agar kembali pada keridhoan Allah, agar kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan keridhoan Allah..

      Hapus
    2. tambahan mas bro, yang dicaci, dihujat, dilaknat itu banyak mas bro, bukan hanya LGBT, kaum muslim yang terzalimi juga mengalaminya, kita memang ga berhak menilai sempurna siapapun, tapi batasannya itu sudah jelas mas bro, ajaran agama dan norma masyarakat.. LGBT itu ajaran agama manapun pada dasarnya ga ada yang mensyahkannya..

      Berbeda dengan kaum minoritas muslim yang terzalimi atau kaum apapun yang juga dicaci, dihujat, dianggap teroris, didosa-dosain, itu sebagian orang yang melakukannya mas bro, karena menganggap kaum itu begitu buruk dengan segala keyakinannya (seperti keyakinan *sebuah agama yang menghalalkan darah muslim)..

      Dan sekali lagi saya garis bawahi, menolak LGBT bukan berarti mendiskriminasinya, tapi memperlakukannya juga dengan baik, dan membatunya agar kembali ke fitrahnya..

      Hapus

Silahkan share saran, kritik, ilmu, inspirasi positifmu di ilmair. Berkomentarlah dengan bijak. Spam akan saya hapus.
Mohon di-setting publik profile blog-nya ya, agar tidak ada profile unknown yang bisa menjadi broken link di blog ini.
Terima kasih ....

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel